Penyebaran Covid-19 serta Perbedaan ODP, PDP, dan Suspect

 

 

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabaraakatuh

Hai Bioners!!

Selamat datang di Bisite, disitus milik Hima Biologi UHAMKA yang berisi info-info terkini, terpercaya dan pastinya bermanfaat untuk kita semua.. Nah kali ini kita mau lanjut membahas mengenai virus corona nih, tapi sekarang kita akan membahas mengenai cara penyebaran Virus Corona, perbedaan ODP, PDP, dan Suspect, dan juga cara kita menyikapi wabah ini. Nah langsung saja kita bahas yuk.

 

Bagaimana sih cara Penyebaran Virus Corona yang Paling Fatal itu?

Seperti yang kita tau kawan, cara penyebaran virus corona COVID-19 adalah melalui tetesan air liur (droplets) atau melalui muntah (fomites), dalam jarak (kontak) dekat dan tanpa pelindung. Transmisi virus corona terjadi antara yang telah terinfeksi dengan orang tanpa patogen penyakit. Penyebaran virus corona melalui dudukan toilet, pegangan pintu kamar mandi, dan wastafel (fecal shedding) juga terjadi pada beberapa pasien. Namun penyebaran virus corona atau COVID-19 atau COVID-19 dengan fecal shedding hingga kini bukan menjadi upaya transmisi utama. WHO pun menyebutkan hingga kini belum ditemukan kasus penyebaran virus corona melalui udara sehingga cara penyebaran virus corona melalui udara bukan faktor terbesar penularan penyakit berdasarkan bukti yang ada.

Lalu, apa perbedaan antara ODP, PDP, dan Suspect Virus Corona?

Status ODP, PDP, dan suspect, didapat dari proses tracking yang dilakukan pemerintah dengan mengaitkan data-data yang ada di lapangan. Pasien yang masuk sebagai salah satu dari ketiga kelompok tersebut akan diberitahu oleh petugas kesehatan terkait, dan umumnya di instruksikan untuk menjalani karantina selama 14 hari. Mari perhatikan..

1. ODP

ODP merupakan singkatan dari Orang Dalam Pemantauan. Seseorang dikatakan masuk dalam kategori ODP apabila ia sempat bepergian ke negara lain yang merupakan pusat penyebaran virus corona. Orang yang masuk dalam kelompok ini adalah mereka yang belum menunjukkan gejala sakit.

2. PDP

PDP adalah singkatan dari Pasien Dalam Pengawasan. Artinya, orang yang masuk ke dalam kategori ini sudah dirawat oleh tenaga kesehatan (menjadi pasien) dan menunjukkan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak napas, pneumonia ringan hingga berat.

3. Suspect

Sementara itu, suspect corona adalah orang yang diduga kuat terjangkit infeksi COVID-19, dengan menunjukkan gejala virus corona dan pernah melakukan kontak dekat dengan pasien positif corona. Pasien yang masuk dalam kategori ini akan diperiksa menggunakan dua metode, yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing. Pemeriksaan ini akan dilakukan untuk melihat status infeksi corona di tubuh suspect tersebut: positif atau negatif.

 

Lalu, apa yang perlu kita lakukan jika bukan berstatus odp, pdp,dan suspect di tengah pandemic corona ini?

 

Berdasar protokol kesehatan yang telah dikelurkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kita bisa ikut mengantisipasi dan juga berpartisipasi dalam menghambat serta menghentikan alur penyebaran virus corona dengan beberapa langkah:

 

a)    Jika anda merasa sakit

Bagi Anda yang merasa kurang sehat dan mengalami demam 38°C dan batuk atau pilek, istirahatlah yang cukup di rumah dan bila perlu, minum obat. Jika keluhan tidak kunjung reda dan mulai muncul sesak napas, segera berobat ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. Saat berobat ke fasilitas kesehatan, Anda harus lakukan langkah-langkah di bawah ini untuk mencegah penyebaran penyakit.

1.    Gunakan masker selama di perjalanan dan selama menunggu giliran diperiksa dokter.

2.    Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk dan bersin yang benar, yaitu dengan tidak menutup mulut menggunakan telapak tangan melainkan dengan siku bagian dalam.

3.    Usahakan untuk tidak menggunakan transportasi umum.

4.    Setelah pemeriksaan, jika ternyata tidak memenuhi kriteria sebagai suspect COVID-19, Anda akan dirawat sesuai kondisi penyakit yang diderita.

5.    Sementara itu, apabila Anda memenuhi kriteria untuk masuk sebagai suspect COVID-19, maka petugas akan merujuk ke rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk pemerintah dan urutan langkah penanganan seperti di bawah ini.

6.    Suspect COVID-19 akan diantar ke rumah sakit rujukan menggunakan ambulan dari faskes terkait, didampingi oleh petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD).

7.    Di rumah sakit rujukan, petugas akan mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan melakukan isolasi.

8.    Sampel tersebut akan dikirim ke laboratorium dan hasil akan keluar 24 jam setelah pemeriksaan dilakukan.

9.    Jika hasilnya positif, maka Anda akan dinyatakan sebagai penderita COVID-19. Lalu, selama dirawat, sampel akan diambil setiap hari. Anda akan dinyatakan sembuh apabila hasil pemeriksaan sampel sudah negatif selama dua kali berturut-turut.

10.     Jika hasilnya negatif, Anda akan dirawat sesuai dengan penyebab penyakit.

 

b)   Jika anda tidak sakit

1.    Jika Anda merasa sehat tapi pernah melakukan perjalanan ke negara dengan banyak warga yang terjangkit COVID-19 atau merasa pernah berkontak dengan pasien positif COVID-19, segera hubungi hotline corona di 119 untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

2.    Status ODP, PDP, dan suspect memang bisa didapatkan selain karena peran pemerintah yang terus melakukan pelacakan. Namun sebagai masyarakat, kita juga harus senantiasa aktif memeriksakan diri dan melaporkan apabila merasakan gejala COVID-19.

3.    Jangan sampai kita menjadi carrier (individu pembawa virus) yang menularkan ke orang-orang sekitar tanpa disadari. Kesadaran untuk terus menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah, meski terlihat sederhana, tapi merupakan langkah penting agar penyebaran penyakit ini bisa ditekan.

 

 

Nah, jadi lebih paham kan sekarang mengenai bagaimana cara penyebaran Covid-19 , Perbedaan ODP, PDP, dan Suspect, dan juga cara kita menyikapi wabah yang masih bertahan di Indonesia ini.. jangan lupa dilakukan dikehidupan sehari-hari ya sobat Bioners…

 

Sekian dulu nih info dari Bisite..

Tetap semangat, jaga kesehatan, dan jangan lupa #dirumahaja dan #bersatulawancovid19.

 

 

Salam Literasi, Salam Lestari, Salam Konservasi

#meneliti

#mensyukuri

#fantasticbiologi

#pendidikanbiologi

 

 

 

Referensi

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20200401093548-33-148939/bukan-udara-who-ungkap-penyebaran-virus-corona-paling-fatal

https://www.sehatq.com/artikel/sering-muncul-di-berita-apa-beda-odp-pdp-dan-suspect-virus-corona

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini