Apakah Air Laut bisa diminum ?
Assalamualaikum warrahmatullahi wabaraakatuh
Hai Bioners!!
Selamat datang di Bisite, situs milik Hima Biologi UHAMKA yang berisi info-info terkini, terpercaya, dan pastinya bermanfaat untuk kita semua.. Kali ini kita akan membahas mengenai Apakah air laut bisa diminum ?. Kira-kira bisa ga ya?? Yuk kita baca selengkapnya…
Air adalah sumber
daya yang sangat penting untuk kehidupan sebagaimana disediakan oleh
lingkungan. Air yang terkandung di bumi sebagian besar adalah air asin karena
90% berada di lautan dengan kandungan garam lebih dari 30.000 mg/l. Hanya air
dengan kandungan zat terlarut dibawah 1.000 mgperl yang dapat dipakai sebagai
air minum.
Ketika kita terdampar yang perlu kita khawatirkan bukanlah makanan,
melainkan air yang harus ditemukan terlebih dahulu. Tanpa makanan kita bisa
bertahan selama 15-30 hari namun tanpa
air, kita tidak bisa bertahan lebih dari 2-3 hari!
Kita mungkin dikelilingi oleh air,
namun kita tahu bahwa air laut tidak bisa diminum, karena air laut lebih asin
daripada yang dapat dipertahankan tubuh manusia. Hal tersebut tidak akan
memuaskan dahaga kita. Justru dapat memicu efek buruk bagi kesehatan tubuh,
karena kadar garam yang melebihi ambang batas
dapat meningkatkan kandungan sodium dalam tubuh seperti, hipertensi,
gangguan kardiovaskuler, stroke, hipertrofi ventrikel kiri dan pembengkakan
jantung, peningkatan cairan tubuh, gangguan sistem pencernaan, hingga meninggal dunia.
Secara ilmiah,
air laut bisa asin karena adanya beberapa faktor, yaitu :
Pertama,
adanya kandungan mineral. Bersumber dari National History Museum,
air laut asin karena mengandung banyak mineral. Mineral ini berasal dari
bebatuan yang ada di daratan. Mineral tersebut bisa sampai dilaut melalui
karbon dioksida di udara menyatu dengan air hujan. Campuran ini membuat air
hujan menjadi sedikit asam. Air hujan yang asam ini kemudian memecah mineral
dan ion pada bebatuan. Mineral dan ion kemudian terbawa oleh air sungai
menuju ke laut. Karena sudah berlangsung sangat lama, mineral dan ion terus
menumpuk. Kandungan zat tersebut kemudian yang menyebabkan air laut asin.
Kedua, mengandung cairan hidrotermal.
Berdasarkan Lembaga
Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), cairan hidrotermal adalah
suatu cairan atau fluida yang panas, kemudian bergerak naik ke atas
dengan membawa komponen-komponen mineral logam, fluida ini merupakan larutan
sisa yang dihasilkan pada proses pembekuan magma. Cairan ini berasal dari ventilasi
di dasar laut. Air laut merembes ke retakan di dasar laut. Air tersebut
kemudian dipanaskan oleh magma yang berasal dari inti bumi. Panas tersebut
memunculkan beberapa reaksi kimia. Kemudian, air akan melepaskan
oksigen, magnesium, sulfat dan beberapa zat besi. Reaksi ini akan menambah kandungan
garam pada air laut. Klorida dan sodium merupakan ion yang paling banyak
ditemukan di air laut. Hampir 85% kandungan air laut berupa sodium dan klorida.
10% air laut mengandung magnesium dan asam sulfat sedangkan sisanya adalah ion
lainnya.
Air laut mempunyai
kerapatan lebih besar dari pada air biasa karena dalam air laut banyak
mengandung ion-ion terlarut. Dengan adanya kelarutan ion-ion dalam air laut
menyebabkan air laut lebih sulit membeku karena ion-ion terlarut masuk kedalam
molekul air menyusun kristal es. Hal ini berarti air laut mempunyai titik beku
lebih rendah dari pada air biasa dan keberadaan ion-ion terlarut menyebabkan
air laut lebih sulit menguap. Pada saat air laut dalam kondisi beku dan uap,
ion-ion
akan berada dalam fasa air. Es dan uap air tidak dapat mengikat ion terlarut
oleh karena itu air beku di kutub adalah es murni tetapi air laut menjadi lebih
asin. Salinitas air lautan sekitar 3,3–3,7% atau rata-rata 35 ‰. Salinitas diukur
berdasarkan jumlah garam yang terkandung dalam satu kilogram air. Perbandingan air laut dengan air lainnya yaitu jika
air tawar mempunyai salinitas < 0,5 ‰ dan air minum maksimal
0,2 ‰ .
Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap 100 gram
air, laut
terdapat 3,5 gram ion terlarut. Salinitas
sendiri merupakan bagian
dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan
lain-lain. Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu
perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air
termasuk garam dapur (NaCl).
Berdasarkan pemaparan tersebut
dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan air laut asin dan tidak bisa
dikonsumsi yaitu karena
mengandung mineral
yang berasal dari bebatuan dan adanya reaksi kimia. Serta
dilihat dari perbandingan salinitas airnya yaitu air laut
mempunyai salinitas 35‰ sedangkan air tawar mempunyai < 0,5 ‰ dan air minum maksimal
0,2 ‰.
Semoga apa yang coba kita ulas kali ini bermanfaat buat Bioners semua yaa😄 Biar ga ketinggalan insight-insight baru dan menarik tetap pantengin teruss Bisite Hima Biologi UHAMKA🔔
Editor : Dwi Sri Ayu Annisa
Sumber :
Armis, A. (2017). Jurnal Analisis Salinitas Air Pada Down
Stream Dan Middle Stream Sungai Pampang Makassar Oleh : Aswin Armis Program
Studi Teknik Universitas Hasanuddin. 1–10.
Septiana, T. (2020, September). Mengapa air laut
asin? Ini penjelasan asal-usul rasa asin di air laut. Retrieved from
kontan.co.id: https://lifestyle.kontan.co.id/news/mengapa-air-laut-asin-ini-penjelasan-asal-usul-rasa-asin-di-air-laut?page=2
Komentar
Posting Komentar